12 Objek Cagar Budaya di Lutim Berpotensi Menjadi Kawasan Wisata
TAPOJIE.COM — Sejarah dan peradaban Tana Luwu berawal di Lutim. Tempat di mana dewa langit pertama kali turun. Itulah kenapa Lutim disebut Bumi Batara Guru.
Kisah ini tertulis dalam lontara kitab I Lagaligo yang sangat melegenda. Jejak peninggalannya pun, ditandai dengan benda-benda dan bangunan tua.
Kepala Bidang Kebudayaan, Zulhidayah mengatakan, ada 12 objek cagar budaya yang terdapat di Kabupaten Luwu Timur. Semuanya sangat berpotensi menjadi tempat wisata kebudayaan.
Misalnya bebernya Zulhidayah, Makam Mokole Rahampu’u di Matano Nuha, Lokasi Pulau Empat di Matano Nuha, Bangkai Kapal Jepang di Sungai Malili, dan Lokasi Gua Andomo di Molindoe. Ke empat lokasi cagar budaya ini sudah ditetapkan pada Tahun 2022 dan pemberian papan nama maupun papan peringatan.
Sementara delapan objek cagar budaya lainnya, yakni Peti kubur To’liang Batu, To’liang Batu, Benteng Wotu, Sumur Tua Benteng, Makam Syekh Al-Joefry, Kompleks Makam Syekh Al-Joefry, dan Makam Temmallipa, saat ini dalam proses penetapan dengan surat keputusan Bupati Lutim.
“Kami berharap, tempat-tempat bersejarah ini bisa dipelihara, dikelola dan dikembangkan menjadi kawasan wisata budaya. Sebab, potensi wisatanya sangat besar,” kata Zulhidayah pada kegiatan sosialisasi objek cagar budaya Tahun 2023, bertempat di Aula Disdikbud Lutim, Senin (11/09/2023).
Sementara itu, Staf Ahli Pembangunan, Rapiuddin Tahir mengatakan, budaya adalah kekayaan, bahkan identitas yang harus dijaga. Makanya, akses data dah informasi terkait sejarah Bumi Batara Guru perlu disajikan.
Salah satu upaya yang dilakukan melalui film I Lagaligo. “Alhamdulillah, dalam waktu dekat akan di rilis film I Lagaligo, dan mudah-mudahan suatu saat semua yang hadir di kegiatan sosialisasi bisa ikut menyaksikan sehingga bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dari film ini,” kata Rapiuddin.
Untuk itu, ia mengajak seluruh pihak bersinergi demi memajukan dan melestarikan kebudayaan di Lutim. Dengan begitu, seluruh potensi cagar budaya yang dimiliki bisa menjadi tempat wisata Kebudayaan yang ramai dikunjungi wisatawan. (*)