Pembelajaran Modul P5 LASKAR BUDAYA di Empat SD

0
TAPOJIE.COM — Reformer Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Kabupaten Luwu Timur, Angkatan V Tahun 2024, telah melaksanakan implementasi Proyek Aksi Perubahan, bertajuk Langkah Sekolah Untuk Pelestarian Kebudayaan (LASKAR BUDAYA).
Kegiatan ini dilaksanakan di empat (4) Sekolah Dasar yaitu, UPT.SP.SDN 221 Malili, UPT.SP.SDN 223 Balantang, UPT.SP.SDN 228 Lagaroang dan UPT.SP.SDN 238 Mallaulu selama tiga hari (9-11 Oktober 2024).
Proyek ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam kepada peserta didik tentang pentingnya pelestarian budaya dan cagar budaya, dengan memadukan nilai-nilai Pancasila ke dalam kegiatan belajar mengajar.
Modul yang diintegrasikan dalam kurikulum sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap warisan budaya lokal, serta membentuk karakter siswa yang mencintai dan menghargai kebudayaan leluhur mereka.
Kabid Kebudayaan Dikbud, Zulhidayah, S.Si.,M.M selaku reformer dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kemendagri Regional Makassar menjelaskan bahwa, melalui Modul P5 LASKAR BUDAYA, pelajar tidak hanya diajarkan secara teoritis tentang kebudayaan, tetapi juga dilibatkan secara langsung dalam kegiatan praktik pelestarian budaya.
“Seperti Jenis cagar budaya yang ada di Luwu Timur melalui Aplikasi SIRI’TA GAYA (Sistem Informasi Data Cagar Budaya) dimana melalui aplikasi ini siswa ditunjukkan secara langsung 20 jenis Cagar Budaya yang sudah ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Luwu Timur dari Tahun 2022 hingga Tahun 2024. Selain itu, program ini sejalan dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang mengedepankan nilai gotong royong, mandiri, dan berpikir kritis,” imbuhnya.
“Program ini kami laksanakan sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yakni Luwu Timur Berkelanjutan dan Lebih Maju berlandaskan Nilai Agama dan Budaya dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal pada anak-anak sejak dini, agar mereka bisa tumbuh dengan menghargai budaya daerah dan menjaga keberlanjutannya di masa depan,” ujar Zulhidayah dalam sambutannya saat peluncuran program di UPT.SP.SDN 221 Malili.
Lebih lanjut ia mengatakan, dukungan penuh juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu Timur, para Tokoh Adat, Penggiat Budaya, serta para guru yang terlibat dalam implementasi modul ini.
Para kepala sekolah dari keempat SD yang terlibat menyatakan antusiasme mereka atas inisiatif ini, karena program ini memberikan warna baru dalam proses pembelajaran, terutama dalam bidang sejarah dan budaya lokal.
“Pelaksanaan Implementasi Proyek Aksi Perubahan LASKAR BUDAYA diharapkan dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain di Luwu Timur untuk mengintegrasikan kebudayaan lokal ke dalam kurikulum, sehingga pelestarian budaya dapat terus berkelanjutan melalui generasi penerus,” harapnya.
Salah satu guru dari UPT.SP.SDN 228 Lagaroang, Adriani mengaku sangat senang mengajarkan tentang cagar budaya yang dimiliki oleh Luwu Timur.
“Kebetulan hari ini saya mengajarkan salah satu cagar budayanya yaitu bangkai kapal jepang yang berlokasi di Balantang, saya melihat anak-anak sangat antusias sekali dengan pembelajaran ini, karena mereka memang sudah tahu dan biasa melihat bangkai kapal tersebut karena dekat dari lokasi tempat tinggal mereka, tetapi dengan memberikan pelajaran seperti ini mereka baru mengetahui ternyata kapal tersebut adalah salah satu Cagar Budaya dari 20 Cagar Budaya yang sudah ditetapkan oleh Bupati Luwu Timur, sehingga mereka bangga sebagai anak Luwu Timur karena ternyata banyak juga warisan sejarah yang dimiliki oleh kabupaten Luwu Timur,” jelas Adriani.
Terakhir akan dilakukan kunjungan lapangan bersama dengan para siswa(i) untuk melihat langsung struktur Cagar Budaya bangkai kapal Jepang di Balantang. (ik/ikp-humas/kominfo-sp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *