Diduga Melakukan Pelecahan Seksual, Cinta Kades Balaikembang Berakhir di Kantor Polisi
TAPOJIE.COM — Perempuan berkacamata, berjalan pelan ke ruangan penyidik Polres Lutim. Di belakangnya, ada Pendamping Kasus UPTD PPA Lutim, Yuda Pramana, Jumat, (05/07/24).
Jam menunjuk pukul 18.24 WITA. Hingga tiba di dalam ruangan penyidik PPA Polres Lutim, Yuda masih setia mendampingi perempuan berinisial NM. “Ini sudah menjadi tugas kami sebagai pendamping kasus,” kata Yuda disela-sela pengambilan keterangan NM sebagai pelapor.
Perempuan berusia 28 yang didampingi Yuda, melaporkan Kepala Desa Balaikembang, AM, sebagai pelaku dugaan tindak pidana pelecehan seksual. Itu dialami NM dikediamannya di Kecamatan Mangkutana, sekitar Pukul 22.44 WITA, Senin (01/07/24).
Jam menunjuk pukul 22.00 WITA. NM yang mengenakan stelan baju berwarna cokelat, celana panjang berwarna hitam, keluar dari ruangan penyidik. Di hadapan wartawan, ia mengaku sangat gugup. “Maaf saya takut salah bicara,” tutur NM didampingi Yuda.
NM berusaha menenangkan dirinya. Ia duduk di kursi, kemudian menundukkan kepala. Diam. Sekitar dua menit kemudian, ia mengangkat kepalanya. Lalu bicara.
“Saya tenangkan diri dulu. Karena saya tahu siapa dia (terlapor),” jawab NM kenapa mengadu sehari setelah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan.
NM mengadu ke Polsek Mangkutana, Rabu (03/07/24). Laporannya dilakukan sehari setelah dilecehkan. Itupun dilakukan setelah rasa percaya dirinya bangkit. Lalu berani melangkah dan melapor ke Polisi.
“Dia (terlapor) kayak tidak merasa bersalah sama sekali. Nanti saya bikin status di Instagram, baru dia minta maaf. Tapi saya sudah tidak mau maafkan,” ungkapnya dengan nada datar.
NM yang seorang pengusaha mengaku sudah cukup lama kenal dengan AM. Dari SMP. Tetapi, NM selama ini tidak pernah memberikan nomor teleponnya ke AM. Ia dihubungi melalui DM Instagram.
“Saya terganggu selama ini. Sudah bertahun tahun. Setiap kali ada laki-laki dekat dengan saya, dia datang. Lalu bilang jangan, dekati itu karena saya suka dia. Saya terus diganggu. Sangat tidak menyenangkan,” ungkapnya lagi.
AM pernah menyatakan rasa cintanya kepada NM. Ia ditolak. NM sudah terlanjur ilfil dengannya. Usaha AM untuk mendapatkan cinta NM ternyata berujung di kantor polisi.
Ia tak ingin menceritakan secara detail bagaimana AM melakukan percobaan pelecehan seksual. Malam itu, sekitar pukul 22.30 WITA, dia sedang bersih-bersih di dalam rumahnya. Ada adiknya juga.
Pintu rumah NM yang memang belum terkunci tiba-tiba terbuka. Yang masuk ternyata AM. Ia mendekat ke arah NM. Matanya merah. Napasnya berbau alkohol. “Saya tanya, sudahki minum (mabuk). Dia jawab iya,” terang NM.
Kedatangan AM ke rumahnya sungguh tak terpikirkan sama sekali. Sebab, NM memang tak pernah mengundangnya datang. Selama ini, dia terus menghindar. Namun, AM nekat.
“Pintu rumah saya itu agak keras memang kalau di dorong. Dan memang saat itu tidak terkunci. Dia dorong pintu, lalu masuk,” ucap NM.
Saat itulah ungkapnya, AM memegang, menepuk hingga mencubit beberapa bagian tubuhnya. Termasuk mencoba untuk memeluk. Atas upaya pertahanan diri yang dilakukan, NM berhasil mendorong dan menyuruh AM keluar dari dalam rumahnya.
“Saya sangat terganggu. Itulah kenapa saya memutuskan untuk melapor ke polisi. Ini sebagai bentuk efek jerah. Jangan ganggu saya lagi,” tegas NM.
Yuda yang berada di samping NM sempat menyampaikan, jika sebelum ke Polres Luwu Timur, NM mengurung diri di dalam rumahnya. Ia sangat susah dihubungi.
“Kami sempat bolak balik ke rumahnya. Dikira tidak ada, ternyata ada di dalam rumahnya. Makanya kami telat ke Polres. Padahal niatnya pagi sudah di Polres,” tutup Yuda.
Sebagai pendamping kasus kekerasan perempuan dan anak, NM diakuinya mengalami depresi. Korban trauma. Sehingga diperlukan pendamping hingga memberikan trauma healing agar bisa pulih seperti biasanya.
Kades Balaikembang, NM sendiri belum ingin memberikan keterangan. Pesan dan panggilan telepon tak dijawab. (*)