Dibalik Kehadiran Presiden Jokowi di PT Vale, Memuluskan Perusahaan Raksasa Asal AS dan Cina Masuk di Lutim
TAPOJIE.COM — Dua perusahaan raksasa dunia, Ford Motor asal Amerika Serikat, dan Zhejiang Huayou Cobalt asal Cina masuk di Luwu Timur. Hal inilah yang membuat Presiden RI, Joko Widodo berkunjung ke PT Vale Indonesia Tbk, Sorowako, 30 Maret, lalu.
Sebelum Jokowi hadir di Sorowako, Vale diketahui telah menyepakati kerjasama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company atau Huayou asal Cina untuk mengembangkan smelter nikel berteknologi HPAL di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Smelter akan menghasilkan 60.000 ton nikel untuk bahan baku baterai.
Vale memperkirakan, nilai investasi smelter nikel bersama dengan Huayou mencapai kisaran US$1,8 miliar atau sekitar Rp26,64 triliun. Dalam proyek ini, Vale dan Huayou akan menggelontorkan investasi sebesar US$1,8 miliar dengan porsi kepemilikan masing-masing 30 persen Vale dan 70 persen Huayou. Smelter pun diperkirakan rampung dalam tiga tahun, antara akhir 2025 atau awal 2026.
CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan pabrik HPAL baru ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 60.000 ton produk nikel dalam MHP. Tak hanya Huayou, Ford pun belakangan juga ikut ambil bagian.
Setelah kerjasama ini rampung di Vale, giliran Presiden Jokowi yang menyepakati. Alhasil, Presiden Jokowi langsung menyepakati kerjasama tersebut. Hal ini disampaikan saat memberikan sambutan pada peresmian Taman Kehati Sawergading Wallacea milik Vale Indonesia di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis, 30 Maret 2023
Saya menyambut baik kerja sama tadi yang sudah di tandatangani oleh 4 negara. Ada Indonesia karena Mind ID adalah pemegang saham di PT Vale, ada Brasil di situ, ditambah Tiongkok, dan juga Amerika Serikat,” kata Jokowi dalam sambutan Peresmian Taman Kehati Sawerigading Wallacea.
Jokowi mengklaim, kedua perusahaan raksasa ini tertarik masuk ke Indonesia karena melihat 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia atau yang terbesar. “Itu kekuatan kita dan kita tidak ingin nikel habis karena di ekspor mentahan bertahun tahun,” ungkapnya Jokowi
“Makanya sejak 2020, saya setop enggak boleh ekspor mentahan lagi tapi harus barang setengah jadi atau barang jadi,” sambungnya.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, menyampaikan ke media, nilai investasinya mencapai US$ 4,5 miliar untuk proyek smelter nikel berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Smelter berteknologi HPAL ini bertujuan untuk membangun material baterai kendaraan listrik.
Proyek ini bebernya, sudah dimulai tahun ini. Selain HPAL, ketiga perusahaan juga mempertimbangkan untuk memproduksi prekursor. (*)